Pages

ART JOG Juni 2015


.
Okei, kali ini aku akan share beberapa hasil setelah menyimak Pameran Seni terbesar di Yogjakarta tahun lalu. 
Kalau bicara mengenai seni, aku akan mengangkat tangan karena ketertarikanku. Berfilsafat mengenai seni itu merupakan comfort zone yang belum mampu aku temukan di aspek pembelajaran yang lainnya. Sesuai dengan pribadiku yang mencintai kebebasan, seni itu bebas. Bebas berpikir, bebas berkritik, dan bebas berkarya. Tidak ada benar-salah di seni. Keindahan dari seni itu selera, jika ada yang berkata kurang indah, mungkin seleranya saja yang berbeda :)


Artjog atau Art Jogja kembali digelar untuk kedelapan kalinya di Taman Budaya Yogyakarta (TBY). Berbeda dengan Artjog sebelumnya, kali ini mereka mengangkat tema "Infinity In Flux". Seperti yang kita tahu, eksistensi Artjog selama ini untuk mewadahi atau memfasilitasi berbagai macam karya seni rupa dari seniman-seniman yang tentunya berbakat. Pameran kesenian ini dapat menjadi magnet dan penggerak perkembangan kesenian di tanah air maupun internasional. Artjog 2015 dimulai dari tanggal 6 Juni hingga 28 Juni 2015. Antusiasme masyarakat Yogyakarta sendiri tidak pernah surut untuk dapat mengunjungi dan menyaksikan sendiri apa saja seni rupa yang ada didalamnya, karena setiap tahun Artjog selalu menyuguhkan penampilan yang berbeda. Ketika kita memasuki area depan pameran, kita akan menemukan "Wish Tree" dibagian tengah ruangan. Wish Tree tersebut berisikan harapan-harapan yang pengunjung tulis didalamnya. Semoga semua harapan yang kita tuliskan dapat terkabul ya :)




Sangat banyak macam-macam seni rupa dua dimensi, tiga dimensi hingga digital yang dapat disaksikan di Artjog 2015. Aku tidak bisa bercerita banyak disini, tapi ada beberapa gambar yang dapat memberikan gambaran tentang pameran kesenian Artjog 2015. 



Seniman : Jompet Kuswidananto
Karya : Order and After #1


Seniman : Heri Dono 
Karya : Fermentation of Nose

Tidak semua karya seni di Artjog hanya dapat dinikmati secara visual, karena beberapa diantaranya juga merupakan kesenian yang digabungkan dengan teknologi. Salah satunya adalah karya Heri Dono diatas yang menggambarkan kondisi pendidikan Indonesia saat ini dimana sekolah lebih banyak berbasis kepada teknologi atau komputer. Kepala tersebut ibaratnya siswa sekolah, ketika kita menginjak pedal yang tersedia maka kepala tersebut akan bergerak kaku seakan-akan mereka adalah robot.


Seniman : Prison Art Program (PAP)
Karya : Atas Nama Daun


Bagian unik yang saya temukan di Artjog 2015 adalah karya dari Prison Art Program. Dimana mereka membuat semacam mini laboratorium kemudian didalamnya banyak sekali dedaunan yang dikeringkan. Daun-daun tersebut lalu ditempelkan didinding dan ada juga yang dimasukkan kedalam kaca. Ada ratusan daun yang dipajang dan semua bentuknya berbeda-beda.

Ini beberapa foto saya terkait ART JOG 2015 :) 
Maafkan, Itu muka bantal saya setelah perjalanan dari Surabaya, langsung cabut ke Taman Budaya buat ndatengin ART JOG  2015 :D










Itulah beberapa rangkuman karya seni rupa yang ada di Artjog 2015. Tidak semua karya bisa saya tampung dan ceritakan disini. Acara Artjog ini sangat menarik dan tidak boleh terlewatkan karena melalui seni yang disuguhkan disini, banyak sekali nilai-nilai sosial, budaya dan pendidikan yang dapat kita ambil. 

Awalnya, aku berniatan berangkat sendirian ke Yogja untuk menikmati ART JOG 2015 (ini karena rasa dendam aku di tahun 2014 gakbisa dateng karena ada acara exchange-_-). Tapi, saat posisi masih di Surabaya, partner in romantic (baca aja calon teman hidup) aku nelpon kalau dia mau dateng ART JOG hari itu, langsung aja janjian. Yaa, mungkin kita berbeda dari couple lainnya. Kita nggak ada yang namanya aturan-aturan yang setiap ketemu selalu dibahas. Kita bebas tapi tetap bertanggung jawab, jadinya ini adalah waktu kita nge-date setelah entah berapa lama nggak ketemu (dia seniorku sih soalnya). Jadi, travelling kali ini aku nggak sendirian :)


Your Reply